Monday, February 10, 2014

musik khas kabupaten kerinci jambi



Musik Seruling Bambu Sebagai Proses Simbolik

Musik Seruling bambu sampai saat ini masih hidup dan masih bertahan sebagai salah satu bagian dari tradisi masyarakat di daerah kabupaten Kerinci provinsi jambi.
Makna simbolik dari musik seruling bambu ini bisa kita lihat dari awal kenapa sampai ada tradisi musik seruling bambu di daerah kabupaten kerinci.
Pada awal dikenalnya musik seruling bambu, orang-orang disini pada umumnya menggantungkan kehidupan mereka pada hasil bercocok tanam didaerah perbukitan atau dengan kata lain berladang didaerah yang banyak ditumbuhi pohon bambu, maka dengan sendirinya timbullah ide-ide untuk menjadikan bambu sebagai sarana untuk melepaskan rasa capek karena aktivitas  seharian bekerja di ladang, yaitu dengan menjadikan bambu sebagai sebuah alat musik. Pemakaian alat musik seruling ini biasa dipakai sebagai sebuah instrument yang mengalunkan irama wujud dari rasa sedih dikarenakan hidup ditengah ladang yang jauh dari keramaian. Lama kelamaan music seruling bambu ini akhirnya berkembang dengan menggabungkan beberapa unsur musik lainnya yang juga mereka didapati dari daerah perladangan tersebut, seperti adanya pemakaian alat bunyi-bunyian lain seperti pemakaian ketuk yang juga terbuat dari bambu, tambur dari kayu yang dilubangi dan diberi kulit binatang dikedua sisi-sisinya. Maka terbentuklah sebuah kelompok musik yang pada akhirnya dinamakan dengan kelompok musik seruling bambu.
Setelah seruling bambu ini dibentuk dalam suatu kelompok musik, maka mulailah musik ini dikenalkan ditengah-tengah masyarakat dengan masih memakai konsep awal yaitu tetap membawakan irama yang menggambarkan tentang kesedihan dalam bentuk instrument musik. Tidak lama berselang timbul pula ide baru untuk menggabungkan unsur vocal kedalam musik ini. Pada akhirnya eksistensi music seruling bambu ini dikenal oleh masyarakat daerah kerinci sebagai musik irama sedih, sehingga kalau seandainya ada seseorang yang secara sengaja ataupun tidak disengaja sedang menyanyikan sebuah lagu sedih, maka langsung saja orang memanggilnya dengan sebutan artis/penyanyi seruling bambu.
Aspek lain yang merupakan symbol dari musik seruling bambu ini bisa dilihat dari raut muka si pemusik ataupun penyanyinya yang selalu murung seperti betul-betul dalam suasana kesedihan apalagi kalau musik ini di tampilkan pada malam hari,semakin larut semakin mendayu-dayu lagu yang dibawakan dan semakin bertambah hanyut lagi nuansa musik ini dalam kesedihan, hal ini menjadikan suatu istilah baru lagi untuk penampilan musik ini yaitu musik Mabuk (bahasa kerinci) atau dalam bahasa indonesianya yaitu sangat sedih.
Aspek simbolis lain lagi yang bisa kita temukan dalam musik seruling bambu ini ini adalah para penonton yang pada umumnya terdiri dari orang-orang yang sudah lanjut usia, sehingga penampilan musik ini terkesan dingin dan damai.

No comments:

Post a Comment